-KAHLIL GIBRAN-
7 ALASAN MENCELA
DIRI
Tujuh kali aku pernah
mencela jiwaku, pertama kali ketika aku melihatnya lemah, padahal seharusnya ia
bisa kuat.
Kedua kali ketika melihatnya
berjalan terjongket-jongket di hadapan orang yang lumpuh
Ketiga kali ketika
berhadapan dengan pilihan yang sulit dan mudah ia memilih yang mudah Keempat
kalinya,
ketika ia melakukan
kesalahan dan coba menghibur diri dengan mengatakan bahwa semua orang juga
melakukan kesalahan Kelima kali,
ia menghindar kerana takut,
lalu mengatakannya sebagai
sabarKeenam kali,
ketika ia mengejek kepada
seraut wajah buruk padahal ia tahu,
bahwa wajah itu adalah salah
satu topeng yang sering ia pakai Dan ketujuh,
ketika ia menyanyikan lagu
pujian dan menganggap itu sebagai suatu yang bermanfaat
INDAHNYA
KEMATIAN
Panggilan
Biarkan aku terbaring dalam lelapku,
kerana jiwa ini telah
dirasuki cinta,
dan biarkan daku istirahat,
karena batin ini memiliki
segala kekayaan malam dan siang.
Nyalakan lilin-lilin dan
bakarlah dupa nan mewangi di sekeliling ranjang ini,
dan taburi tubuh ini dengan
wangian melati serta mawar.
Minyakilah rambut ini dengan
puspa dupa dan olesi kaki-kaki ini dengan wangian,
dan bacalah isyarat kematian
yang telah tertulis jelas di dahi ini.
Biarku istirahat di ranjang
ini,
karena kedua bola mata ini
telah teramat lelahnya;
Biar sajak-sajak bersalut
perak bergetaran dan menyejukkan jiwaku;
Terbangkan dawai-dawai harpa
dan singkapkan tabir lara hatiku.
Nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam
mataku,
karena makna ghaibnya begitu
lembut bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring.
Hapuslah air matamu, saudaraku,
dan tegakkanlah kepalamu
seperti bunga-bunga menyemai jari-jemarinya menyambut mahkota fajar pagi.
Lihatlah Kematian berdiri
bagai kolom-kolom cahaya antara ranjangku dengan jarak infiniti;
Tahanlah nafasmu dan
dengarkan kibaran kepak sayap-sayapnya.
Dekatilah aku, dan
ucapkanlah selamat tinggal buatku.
Ciumlah mataku dengan seulas
senyummu.
Biarkan anak-anak merentang
tangan-tangan mungilnya buatku dengan kelembutan jemari merah jambu mereka;
Biarkanlah Masa meletakkan
tangan lembutnya di dahiku dan memberkatiku;
Biarkanlah perawan-perawan
mendekati dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku,
dan mendengar Gema
Iradat-Nya berlarian dengan nafasku....
BAGI
SAHABATKU YANG TERTINDAS
Wahai engkau yang dilahirkan
di atas ranjang kesengsaraan,
diberi makan pada dada
penurunan nilai,
yang bermain sebagai seorang
anak di rumah tirani,
engkau yang memakan roti
basimu dengan keluhan dan meminum air keruhmu bercampur dengan airmata yang
getir.
Wahai askar yang diperintah
oleh hukum yang tidak adil oleh lelaki yang meninggalkan isterinya,
anak-anaknya yang masih
kecil,
sahabat-sahabatnya,
dan memasuki gelanggang
kematian demi kepentingan cita-cita, yang mereka sebut 'keperluan'.
Wahai penyair yang hidup
sebagai orang asing di kampung halamannya, tak dikenali di antara mereka yang
mengenalinya,
yang hanya berhasrat untuk
hidup di atas sampah masyarakat dan dari tinggalan atas permintaan dunia yang
hanya tinta dan kertas.
Wahai tawanan yang
dilemparkan ke dalam kegelapan kerana kejahatan kecil yang dibuat seumpama
kejahatan besar oleh mereka yang membalas kejahatan dengan kejahatan,
dibuang dengan kebijaksanaan
yang ingin mempertahankan hak melalui cara-cara yang keliru.
Dan engkau, Wahai wanita
yang malang,
yang kepadanya Tuhan
menganugerahkan kecantikan.
Masa muda yang tidak setia
memandangnya dan mengekorimu,
memperdayakan engkau,
menanggung kemiskinanmu
dengan emas.
Ketika kau menyerah padanya,
dia meninggalkanmu. Kau serupa mangsa yang gementar dalam cakar-cakar penurunan
nilai dan keadaan yang menyedihkan.
Dan kalian, teman-temanku
yang rendah hati,
para martir bagi hukum
buatan manusia.
Kau bersedih, dan
kesedihanmu adalah akibat dari kebiadaban yang hebat,
dari ketidakadilan sang
hakim, dari licik si kaya,
dan dari keegoisan hamba
demi hawa nafsunya Jangan putus asa,
kerana di sebalik
ketidakadilan dunia ini,
di balik persoalan, di balik
awan gemawan,
di balik bumi, di balik
semua hal ada suatu kekuatan yang tak lain adalah seluruh kadilan, segenap
kelembutan, semua kesopanan, segenap cinta kasih.
Engkau laksana bunga yang
tumbuh dalam bayangan.
Segera angin yang lembut
akan bertiup dan membawa bijianmu memasuki cahaya matahari tempat mereka yang
akan menjalani suatu kehidupan indah.Engkau laksana pepohonan telanjang yang
rendah kerana berat dan bersama salju musim dingin. Lalu musim bunga akan tiba
menyelimutimu dengan dedaunan hijau dan berair banyak.Kebenaran akan mengoyak
tabir airmata yang menyembunyikan senyumanmu. Saudaraku, kuucapkan selamat
datang padamu dan kuanggap hina para penindasmu.
TANYA SANG ANAK
Konon pada suatu desa
terpencil
Terdapat sebuah keluarga
Terdiri dari sang ayah dan
ibuSerta seorang anak gadis muda dan naif!
Pada suatu hari sang anak
bertanya pada sang ibu!Ibu!
Mengapa aku dilahirkan
wanita? Sang ibu menjawab,
"Karena ibu lebih kuat
dari ayah!
"Sang anak terdiam dan
berkata,"Kenapa jadi begitu?
"Sang anak pun bertanya
kepada sang ayah
!Ayah!
Kenapa ibu lebih kuat dari
ayah?
Ayah pun
menjawab,"Karena ibumu seorang wanita!!!
Sang anak kembali terdiam.
Dan sang anak pun kembali
bertanya!
Ayah!
Apakah aku lebih kuat dari
ayah?
Dan sang ayah pun kembali
menjawab," Iya,
kau adalah yang
terkuat!"
Sang anak kembali terdiam
dan sesekali mengerut dahinya.
Dan dia pun kembali
melontarkan pertanyaan yang lain.
Ayah!
Apakah aku lebih kuat dari
ibu?
Ayah kembali
menjawab,"Iya kaulah yang terhebat dan terkuat!
""Kenapa ayah,
kenapa aku yang terkuat?
" Sang anak pun kembali
melontarkan pertanyaan.
Sang ayah pun menjawab
dengan perlahan dan penuh kelembutan.
"Kerana engkau adalah
buah dari cintanya!
Cinta yang dapat membuat
semua manusia tertunduk dan terdiam.
Cinta yang dapat membuat
semua manusia buta, tuli serta bisu!
Dan kau adalah segalanya
buat kami.
Kebahagiaanmu adalah
kebahagiaan kami.
Tawamu adalah tawa kami.
Tangismu adalah air mata
kami.
Dan cintamu adalah cinta
kami.
Dan sang anak pun kembali
bertanya!
Apa itu Cinta, Ayah?
Apa itu cinta, Ibu?
Sang ayah dan ibu pun
tersenyum!
Dan mereka pun
menjawab,"Kau, kau adalah cinta kami sayang.."
KISAHKU
Dengarkan kisahku...
.
Dengarkan,
tetapi jangan menaruh belas
kasihan padaku:
karena belas kasihan
menyebabkan kelemahan, padahal aku masih tegar dalam penderitaanku..
Jika kita mencintai,
cinta kita bukan dari diri
kita, juga bukan untuk diri kita.
Jika kita bergembira,
kegembiraan kita bukan
berada dalam diri kita, tapi dalam Hidup itu sendiri.
Jika kita menderita,
kesakitan kita tidak
terletak pada luka kita, tapi dalam hati nurani alam.
Jangan kau anggap bahawa
cinta itu datang karena pergaulan yang lama atau rayuan yang terus menerus.
Cinta adalah tunas pesona
jiwa,
dan jika tunas ini tak
tercipta dalam sesaat,
ia takkan tercipta
bertahun-tahun atau bahkan dari generasi ke generasi.
Wanita yang menghiasi
tingkah lakunya dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebuah kebenaran,
yang terbuka namun rahsia;
ia hanya dapat difahami
melalui cinta,
hanya dapat disentuh dengan
kebaikan;
dan ketika kita mencuba
untuk menggambarkannya ia menghilang bagai segumpal uap.
SYUKUR
Bangun di fajar
subuh dengan hati seringan awan
Mensyukuri hari baru penuh
sinar kecintaan
Istirahat di terik siang
merenungkan puncak getaran cinta
Pulang di kala senja dengan
syukur penuh di rongga dada
Kemudian terlena dengan doa
bagi yang tercinta dalam sanubari
Dan sebuah nyanyian kesyukuran
terpahat di bibir senyuman
IBU
Ibu merupakan
kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia.
Dan "Ibuku"
merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan
impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.
Ibu adalah segalanya.
Ibu adalah penegas kita
dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta,
kemuliaan, kebahagiaan dan
toleransi.
Siapa pun yang kehilangan
ibunya,
ia akan kehilangan sehelai
jiwa suci yang senantiasamerestui dan memberkatinya.
Alam semesta selalu
berbincang dalam bahasa ibu.
Matahari sebagai ibu bumi
yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah
meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu
tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi adalah ibu pepohonan
dan bebungaan.
Bumi menumbuhkan, menjaga
dan membesarkannya.
Pepohonandan bebungaan
adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu adalah jiwa keabadian
bagi semua wujud.Penuh cinta dan kedamaian.
WAKTU
Dan seorang pakar astronomi
berkata,
"Guru, bagaimanakah
perihal Waktu?
"Dan dia menjawab:
Kau ingin mengukur waktu
yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Engkau akan menyesuaikan
tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin
membuat anak sungai, di mana atas tebingnya kau akan duduk dan menyaksikan
alirannya.
Namun keabadian di dalam
dirimu adalah kesedaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahawa
semalam hanyalah kenangan untuk hari ini dan esok adalah harapan dan impian
untuk hari ini.
Dan yang menyanyi dan
merenung dari dalam jiwa, sentiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan
bintang di angkasa.
Siapa di antara kalian yang
tidak merasa bahawa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak
merasa bahawa cinta sejati, walau tiada batas, terkandang di dalam inti
dirinya, dan tiada bergerak dari fikiran cinta ke fikiran cinta, pun bukan dari
tindakan cinta ke tindakan cinta yang lain?
Dan bukanlah sang waktu
sebagaimana cinta, tiada terbahagi dan tiada kenal ruang?
Tapi jika di dalam fikiranmu
baru mengukur waktu ke dalam musim,
biarkanlah tiap musim
merangkumi semua musim yang lain,
Dan biarkanlah hari ini
memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.
SEMALAM
Semalam aku
sendirian di dunia ini,
kekasih; dan
kesendirianku...
sebengis kematian...
Semalam diriku adalah
sepatah kata yang tak bersuara...,
Di dalam fikiran malam.
Hari ini...
aku menjelma menjadi sebuah
nyanyian menyenangkan di atas lidah hari.
Dan, ia berlangsung dalam
seminit dari sang waktu yang melahirkan sekilas pandang,
sepatah kata, sebuah desakan
dan... sekecup ciuman
KATA
SELEMBAR KERTAS SEPUTIH SALJU
Kata selembar
kertas seputih salju,"Aku tercipta secara murni, kerana itu aku akan tetap
murni selamanya. Lebih baik aku dibakar dan kembali menjadi abu putih daripada
menderita kerana tersentuh kegelapan atau didekati oleh sesuatu yang
kotor."
Tinta botol mendengar kata kertas itu. Ia tertawa dalam hatinya yang hitam, tapi
tak berani mendekatinya. Pensil-pensil beraneka warna pun mendengarnya, dan
mereka pun tak pernah mendekatinya. Dan selembar kertas yang seputih salju itu
tetap suci dan murni selamanya -suci dan murni- dan kosong.
ANAK
Dan seorang
perempuan yang menggendong bayi dalam dakapan dadanya berkata,
Bicaralah pada kami perihal
Anak.
Dan dia berkata:
Anak-anakmu bukanlah
anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak
kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka dilahirkan melalui
engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada
bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat
memberikan cintamu, tapi bukan fikiranmu
Karena mereka memiliki
fikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan
tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka
Karena jiwa-jiwa itu tinggal
di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti
mereka, tapi jangan cuba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan
mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat
anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkanSang pemanah telah
membidik arah keabadian,
dan ia merenggangkanmu
dengan kekuatannya,
sehingga anak-anak panah itu
dapat meluncur dengan cepat dan jauh.
Jadikanlah tarikan tangan
sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai
anak-anak panah yang terbang,
maka ia juga mencintai busur
teguh yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
Nyanyian
Sukma
Di dasar relung
jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata;
sebuah lagu yang bernafas di
dalam benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh
tinta di atas lembar kulit ;
ia meneguk rasa kasihkudalam
jubah yg nipis kainnya,
dan mengalirkan sayang,
Namun bukan menyentuh bibirku.
Betapa dapat aku
mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur
dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan
menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung
sukmaku
Karena aku risau, dia akan
terhempas
Di telinga pendengaran yang
keras.
Pabila kutatap penglihatan
batinku
Nampak di dalamnya bayangan
dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung
jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu
kehadirannya,
Bagai danau tenang yang
memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun
syahdu Yang membongkarkan rahasia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh
renungan,
Dan dikumandangkan oleh
kesunyian,
Dan disingkiri oleh
kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi
dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh
kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma
malam.
Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan 'Cain' atau 'Esau'
manakah Yang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak
wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat
menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai
rahasia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu
menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan
debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani
membandingkan deru alam, Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh
hati?
Insan mana yang
beranimelagukan kidung suci Tuhan?
|